PKKMB: Mahasiswa Ngga’ Cuma Tentang Kuliah, Tidak Pula Unjuk Rasa


Jika ada yang bilang bahwa lulus SNMPTN atau SPMB atau jalur apapun demi masuk perguruan tinggi merupakan sebuah kemenangan yang patut dirayakan, maka itu tidaklah salah. Kita berhak merayakan apa saja yang kita inginkan bahkan jika itu merupakan satu kemenangan kecil. Mendapatkan kenalan cakep pas mengikuti PKKMB, misalnya. Hehehe^^ 

Jika kita merasa itu layak dirayakan, ya monggoh-monggoh saja. Ini negara merdeka, brur. Lagipula kalau kita ingat sudah berapa lama kita mendem perasaan ingin masuk perguruan tinggi hanya untuk menyandang terma Mahasiswa, maka lulus tes masuk perguruan tinggi juga bisa dikatakan sebagai suatu kemenangan yang lumayan.

“Nah loh, kuk lumayan? Tes masuknya susah, tau!” sergah kawan sebelah tidak terima. Naga-naganya situ Maba yah, Mahasiswa Baru?


Ya tahulah bagaimana susahnya masuk perguruan tinggi. Yang jelas, persiapan untuk menghadapi tes masuk PT pastinya harus lebih giat daripada saat menjelang UNAS. Apalagi PTN seperti UNESA ini memiliki proses seleksi yang pastinya juga lebih ketat dari PTS. Jadi, untuk kawan-kawan Maba yang sudah dinyatakan lolos seleksi dan resmi menjadi keluarga baru di rumah besar bernama UNESA ini, kami keluarga besar BEMFBS UNESA mengucapkan: selamat datang! Anda sudah melewati ujian kecil berupa seleksi masuk. Sebab setelah ini, perjuangan yang lebih panjang baru bakal segera dimulai. 

“Perjuangan model opo mane, kang? (perjuangan model apa lagi itu, kang)”
Yah, menjadi mahasiswa itu sendiri merupakan satu perjuangan. Patut ditekankan di sini bahwa mahasiswa bukanlah sekadar status yang tercantum dalam KTP kita, lalu selesai urusan. Mahasiswa dengan almamaternya menyandang setidaknya tiga tanggungjawab yang dirangkum dalam Tridarma Pendidikan. Apa itu Tridarma Pendidikan? Silahkan buka buku pedoman yang baru kita dapat setelah melakukan registrasi. Ingat, kita sudah mahasiswa. Jadi apa-apa sejak mulai sekarang kita harus lebih mandiri.^^

Sudah dibaca? Yah, seperti itulah tanggungjawab kita sejak menyandang gelar mahasiswa. Jadi bukan cuma tentang kuliah atau berdemonstrasi, teriak-teriak orasi menuntut ini-itu turun padahal tanggungjawabnya sendiri belum dijalankan. Mahasiswa model seperti itu memang tidak banyak, tapi juga tidak sedikit. 

Anda-anda tidak seperti itu kan? Yah, tentu tidak. Setidaknya anda belum benar-benar menjalani “perjuangan” ini. Masih terlalu dini juga kalau membicarakan unjuk rasa yang konon selalu identik dengan mahasiswa itu. Sering kita lihat di berita mahasiswa berdemo. Waktu salah satu ditanya kenapa harus ada demo dengan lebih detail, sang mahasiswa bingung lalu keluar kalimat ajaib,”ikut teman aja, mas” sambil mesam-mesem melirik kawan sebelahnya. Aduh, kalau nanti anda ketemu mahasiswa model begitu, suruh jauh-jauh saja lah ke laut. Suruh ngomong sama ikan.

Sejak sekarang, mari kita tanamkan dalam-dalam bahwa apa saja yang ingin kita lakukan dengan status mahasiswa ini, kita harus tahu terlebih dulu apa tanggungjawab kita di sini. Dan kata “tahu” di sini berarti kita harus mengerti “ilmu tahu” tersebut. Setidaknya, kita bisa menjaga diri dari tabiat gegabah yang biasa menyebabkan seseorang terlihat asal.

Anda tahu, di kampus banyak sekali wadah untuk “tahu”. Dan tidak sama seperti saat kita di sekolah, di kampus, pengetahuan dan kebijaksanaan bisa ditemukan bahkan dari tukang parkir sekalipun. Jadi tidak melulu dari dosen atau buku-buku yang biasa kita baca. Kehidupan kampus menuntut kita lebih kritis dan aktif berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Sederhananya, mahasiswa yang enggan bersosialisasi dengan lingkungannya akan tertinggal sebab di sini informasi tidak biasa datang dengan sendirinya. Anda harus mencari untuk kemudian menganalisanya sendiri.

Well, PKKMB merupakan wadah awal yang akan memberi kita “ilmu tahu” tersebut –ilmu mencari, mengolah, dan mengaplikasikan informasi. Di sini memang bukan tempat penggemblengan ala militer, namun juga tidak bisa disebut mirip dengan masa orientasi siswa seperti dulu waktu kita masih punya kepala sekolah (ssst, di sini kita ngga punya kepala sekolah lho).

Yup, PKKMB tak lain dilaksanakan dalam rangka membekali kita “ilmu tahu” paling dasar sebelum kita benar-benar menjalani perjuangan panjang sebagai mahasiswa. Coba bayangkan, dengan asumsi bahwa D3 merupakan program kelulusan tercepat di FBS, maka setidaknya memerlukan waktu tiga tahun bagi kita untuk berjuang. Kalau tanpa ada bekal apa-apa tentang “ilmu tahu” mengenai kehidupan kampus, niscaya kita akan mampu menjadi agent of change dan agent of control yang baik. 

So guys, welcome to our campus and let we enjoy the PKKMB!
Surabaya, 21 Agustus 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar